Dua hal yang tidak pernah bisa
dipisahkan, manusia dan hidup. Dua hal ini lah yang kemudian memiliki hubungan
yang sangat erat dalam tatanan yang ada di sekitar kita ini. Manusia sebagai
makhluk ciptaan Allah yang kemudian memiliki kemuliaan yang sungguh sangat luar
biasa daripada makhluk hidup lainnya.
Akal yang diberikan Allah kepada
seorang manusia bukan hanya pemberian sia-sia semata, akal dihadirkan Allah
sebagai sebuah jalan bagi manusia untuk menemukan berbagai rahasia kehidupan yang
telah disediakan oleh Allah. Akal pun diberikan Allah agar manusia mampu
meresapi berbagai fakta yang ada di kehidupannya, terlebih akal menjadi sangat
penting agar manusia mampu memahami perintah pencipta dirinya mengenai apa yang
harus dilakukan dalam hidup ini.
Menjadi sebuah kewajaran yang
merupakan akibat dari adanya akal pada diri manusia, ia akan senantiasa membuat
pertanyaan dan juga mencari jawaban mengenai kehidupan yang saat ini tengah
berlangsung dan berhubungan dengan dirinya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang
kemudian akan menentukan cara dirinya hidup, cara dia membangun ranah
pemikirannya, cara ia memutuskan suatu hal, dan cara-cara lainnya yang
berhubungan dengan hidupnya.
Setidaknya ada tiga pertanyaan kunci
yang akan membuka dan mengawali lembaran hidup seorang manusia. Pertanyaan yang
sudah coba dijawab semenjak dahulu, tentunya dengan berbagai jawaban dan juga
berbagai dasar yang melandasi jawaban-jawaban tersebut. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut adalah :
1.
Darimana manusia berasal?
2.
Untuk apa manusia hidup di dunia?
3.
Kemana manusia akan pergi setelah kehidupannya?
Ketiga pertanyaan inilah yang
kemudian akan menentukan bagaimana cara hidup seorang manusia. Yang akan
senantiasa menjadi landasan hidup manusia dalam seluruh aspek kehidupannya.
Dan setidaknya, di dunia ini ada
tiga pemikiran besar pula yang sudah mencoba menjawab ketiga pertanyaan besar
dalam kehidupan manusia tersebut (Uqdatul Kubra). Tiga pemikiran besar
tersebut adalah :
1.
Pemikiran sosialis-komunis
2.
Pemikirankapitalis-sekularis
3.
Pemikiran islam
Ketiga pemikiran besar ini telah
berhasil menjawab ketiga pertanyaan besar dalam hidup tadi –terlepas apakah
benar atau salah- yang kemudian akan mempengaruhi bagaimana cara mereka
dalam menjalani hidup ini. Mereka akan berekonomi, berpolitik, melakukan
kegiatan sosial berdasarkan hasil dari jawaban mereka tadi, bahkan lebih jauh
mereka akan mengajak orang lain untuk mengikuti apa yang sudah mereka tentukan
dalam menjawab pertanyaan besar tadi.
Kebesaran dan kekuasaan pemikiran
ini ditandai dengan sebuah negara besar atau imperium besar bernama Rusia atau
Uni Soviet.Pemikiran ini sendiri mulai diterapkan sejak 07 November 1917, yang
kemudian runtuh bersamaan dengan runtuhnya negara Rusia pada tahun 1991.
Pemikiran ini menitikberatkan pada tidak adanya kepemilikan individu sehingga
seluruh sumber kekayaan dimiliki oleh negara dan digunakan untuk kesejahteraan
rakyat. Dan ciri khusus lainnya adalah pemikiran ini sangat membatasi agama
pada rakyatnya, karena bagi mereka agama itu merupakan sebuah racun yang
menjauhkan mereka dari pemikiran yang rasional dan nyata.
Pemikiran ini pun sudah pernah
menjawab ketiga pertanyaan besar dalam hidup manusia tadi. Untuk pertanyaan
pertama, dari mana manusia berasal? Mereka menjawab bahwa manusia berasal dari
materi, atau tanah lebih tepatnya. Kemudian pertanyaan kedua, untuk apa manusia
hidup di dunia ini? Jawabnya tentu untuk bersenang-senang karena manusia
tercipta dari materi maka wajarlah jika manusia juga mencintai materi. Dan
pertanyaan terakhir, kemana manusia akan berakhir? Jawabnya adalah kembali
menjadi materi, lebih tepatnya tanah seperti asal mula manusia ada.
Ketiga jawaban tadi memiliki ciri
khas tersendiri, bagi mereka yang tidak percaya sama sekali dengan adanya Tuhan
terlebih Allah, maka hidup ini diatur oleh keinginan dari diri mereka sendiri.
Mereka hidup sesuka hati karena yakin tidak ada yang lebih kuat dan pintar
serta mulia daripada manusia.
Wajarlah antara jawaban pertama dan
kedua tidak ada jembatan penghubung karena mereka tidak percaya Tuhan dan
kemudian selanjutnya antara jawaban kedua dan ketiga pun sama-sama tidak ada
jembatan penghubung yang dikarenakan tidak ada efek atas keberadaan Tuhan yang
tidak pernah mereka akui tersebut. Semenjak awal, mereka memang berpegang teguh
bahwa Tuhan itu tidak pernah ada.
Anggapan tidak adanya Tuhan ini yang
membuat mereka berpikir bahwa manusia lah yang kemudian memiliki jagat raya
ini, manusia makhluk terhebat, makhluk termulia, dan tidak ada lagi apapun yang
melebihinya. Dengan membunuh fitrah manusia untuk mengkultuskan sesuatu, maka
inilah yang menjadi landasan berpikir pemikiran ini.
Manusia bisa mandiri dan tak perlu
bergantung pada apapun, justru semua hal yang ada di dunia dan jagat raya
inilah yang harus menggantungkan hidupnya pada manusia. Tumbuhan, hewan, bumi,
dan lainnya adalah sesuatu yang jauh lebih rendah dan jauh lebih lemah daripada
manusia.
Inilah gambaran sederhana dari pola
kehidupan dan pemikiran dari Sosialis-Komunis. Hasil dari jawaban ketiga
pertanyaan besar itu lah yang kemudian membuat pendapat dan pemikiran mereka
tentang hidup menjadi seperti ini.
Pemikiran Kapitalis-Sekularis
Jika Sosialis-komunis erat kaitannya
dengan Rusia maka jika berbicara tentang Kapitalis-sekularis akan sangat erat
kaitannya dengan Amerika Serikat. Lambang kekuasaan juga kebesarannya ditandai
dengan eksistensi dari Amerika Serikat itu sendiri. Pemikiran ini hadir sebagai
sebuah solusi alternatif atau bisa dikatakan sebagai sebuah pengganti dari
pemikiran Sosialis-komunis. Sejatinya eksistensi pemiiran ini ada semenjak
hilangnya pengaruh pemikiran Sosialis-komunis di dunia. Walau sebenarnya, runtuhnya
pemikiran itu tidak lain karena berbagai intervensi dan juga serangan dari
berbagai aspek oleh para pengusung pemikiran Kapitalis-sekularis itu sendiri,
walau tidak bisa dipungkiri pula ada beberapa aspek internal yang kemudian
membawa pemikiran Sosialis-komunis tersebut kepada kehancuran.
Kemudian kedua, untuk apa manusia
hidup? Mereka menjawab untuk bersenang-senang dan kemudian untuk pertanyaan
terakhir, kemana manusia akan berakhir? Mereka menjawab kembali kepada Tuhan.
Perbedaan paling mendasar antara
pemikiran Sosialis-komunis dengan pemikiran Kapitalis-sekuler ini adalah dalam
hal kepercayaan kepada Tuhan. Jika Sosialis-komunis tidak percaya akan
eksistensi dan keberadaan Tuhan, maka Kapitalis-sekularis percaya dengan adanya
Tuhan. Namun sayang, walau mereka percaya kepada Tuhan tapi mereka menekankan
bahwa Tuhan tidak punya hak apapun terhadap diri mereka, ciptaanNya atau dalam
hal ini manusia itu sendiri. Bagi mereka Tuhan selayaknya pembuat jam, ketika
jam itu selesai dibuat, maka pembuatnya tidak perlu mengawasi jam itu lagi
karena jam itu sudah mampu bergerak sendiri.
Wajarlah jawaban mereka ketika
ditanya untuk apa hidup di dunia, maka mereka menjawab untuk bersenang-senang
karena bagi mereka Tuhan tidak punya hak apa-apa terhadap kehidupan mereka dan
mengatur kehidupan mereka. Kebebasan untuk berbuat apapun, melakukan apapun,
mengambil peran apapun, membuat peraturan yang seperti apapun, dan lainnya
menjadi ciri khas pemikiran mereka. Bebas sebebas-bebasnya karena tidak ada
Tuhan yang mengatur mereka, dan memang mereka menekankan Tuhan sama sekali
tidak punya hak untuk mengatur kehidupan mereka. Walau mereka memang yakin akan
kembali kepada Tuhan, namun mereka tidak mengakui akan adanya hisab atau
pertanggung jawaban terhadap Tuhan atas apa-apa yang telah mereka kerjakan di
dunia.
Landasan lainnya yang menjadi dasar
dari pemikiran ini juga sangat bergantung bahkan menuhankan materi. Pemikiran
kapitalis yang meninggikan materi, uang, modal di atas segalanya membuat aspek
ekonomi sangat penting bagi mereka. Tidak ada yang salah bagi mereka jika ingin
mendapatkan uang yang lebih banyak dengan berbagai cara yang bahkan bisa
dikatakan tidak manusiawi. Kita berbicara tentang bagaimana intervensi-intervensi
yang dilakukan oleh Amerika Serikat kepada negeri-negeri di Timur Tengah yang
notebene mempunyai banyak cadangan minyak, semuanya semata-mata adalah untuk
menjaga kekuatan ekonomi mereka secara umum dan persediaan minyak mereka secara
khusus. Mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kekayaan yang lebih
dan lebih lagi, apakah itu dengan jalan mengangkat senjata atau hanya sekedar
permainan retorika kata-kata semata.
Bahkan, begitu tingginya materi,
uang bagi pemikiran ini, hukum pun mampu diperjualbelikan. Kebenaran dan
kebatilan pun mampu diputar balikkan dengan mudah, asalkan ada uang yang cukup
maka semuanya bisa dilakukan. Contoh nyata adalah apa yang terjadi di
Indonesia, bagaimana kasus Gayus yang membuat malu seluruh elemen hukum Indonesia,
Bank Century, dan lainnya. Inilah bukti kecil betapa uang, kekayaan mampu
membeli hukum, mampu memutar balikkan kebenaran dan kebatilan.
Dan terakhir, tentu karena
ketidakpercayaan terhadap aturan Tuhan, maka mereka menekankan bahwa agama
tidak boleh dibawa ke ranah publik. Agama hanya boleh ada di tempat-tempat
ibadah, hanya boleh berinteraksi antara manusia dan Tuhan saja. Tapi tak pernah
sekalipun mereka mengakui bahwa agama boleh ada pada ranah publik, ranah
muamalah, dan lainnya. Tidak boleh ada agama dalam ranah politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Agama hanya boleh ada pada ranah spiritual semata, di
tempat-tempat ibadah saja, dan hanya boleh ada pada interaksi antara manusia
dengan Tuhannya, tidak antara manusia dengan manusia.
Inilah sedikit gambaran sederhana
tentang pemikiran Kapitalis-sekularis, yang benar-benar memisahkan agama dari
kehidupan dan membebaskan segala macam kehidupan manusia tanpa ada aturan dari
Tuhan.
Pemikiran ini ada semenjak
Rasulullah diutus Allah untuk menyebarkan agama ini. Yang mana setelah beliau
wafat maka kemudian banyak Khalifah yang meneruskan tugas beliau sebagai
seorang kepala negara dan juga ketua spiritual, bukan sebagai nabi rasul.
Pemikiran inilah yang kemudian memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia,
dan terlebih pemikiran ini pula yang mengalami kemajuan paling pesat dalam
segala aspek kehidupan dari pemikiran apapun yang ada di dunia ini.
Perbedaan paling mendasar dan
terlihat jelas pada pemikiran ini adalah pada jawaban dari pertanyaan kedua,
yakni untuk apa manusia hidup di dunia! Jika dua pemikiran lainnya menjawab
untuk bersenang-senang di dunia, namun Islam menjawab dengan jawaban khas yaitu
untuk beribadah kepada Allah semata. Jawaban yang tidak pernah dikeluarkan oleh
pemikiran apapun dan juga dari agama manapun.
Hal lain yang kemudian memberikan
ciri khas dari pemikiran ini adalah penghubung antara masing-masing jawaban
yang berhubungan erat dengan eksistensi pencipta yakni Allah. Antara jawaban
pertama dan jawaban kedua ada sebuah jembatan bernama aturan hidup dari Allah
yang kemudian kita sebut sebagai syariat Islam. Allah mempunyai hak penuh untuk
mengatur kehidupan makhluk ciptaanNya, sama sekali aneh jika seorang pencipta
tidak diperbolehkan mengatur ciptaanNya atau justru aneh pula jika makhluk
ciptaan tidak mau diatur oleh makhluk ciptaanNya.
Dan juga antara pertanyaan kedua dan
ketiga, ada sebuah jembatan penghubung bernama hisab atau pertanggung jawaban
terhadap Sang Pencipta, Allah! Apapun yang diperbuat manusia, makhluk ciptaan
Allah yang mempunyai akal ini di dunia, maka semua itu pasti harus
dipertanggung jawabkan kepada Allah hingga kemudian ia akan menerima pembalasan
dari Allah yakni tempat terakhirnya apakah di surga yang penuh dengan
kenikmatan atau neraka yang penuh dengan kesengsaraan.
Karena itulah ciri khas dari
pemikiran ini adalah bahwa aturan Allah, syariat Islam itu berada di atas
apapun. Manusia wajib mentaatinya baik dalam keadaan suka ataupun tidak karena
semua aturan dari Allah tidak pernah membuat manusia sulit tapi memberikan
jalan yang terbaik bagi manusia dalam mengarungi kehidupan ini. Inilah kemudian
yang menjadi rahasia mengapa pemikiran inilah yang paling berpengaruh dan
paling mengalami perkembangan pesat di segala aspek kehidupan sepanjang sejarah
dunia. Sederhana sekali rahasianya, mereka hanya patuh dan tunduk pada aturan
yang telah Allah berikan dan juga meneladani apa yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah. Pemikiran inilah yang kemudian benar-benar memanusiakan manusia,
bukan justru menghewankan manusia seperti apa yang telah dilakukan oleh
pemikiran Sosialis-komunis dan juga Kapitalis-sekularis.
Pada intinya, dalam Islam sudah
jelas bahwasanya seluruh aturan kehidupan itu berasal dari Allah, tidak
diperbolehkan walau sekecil atom pun bagi seorang manusia terlebih seorang
muslim yang mengatakan dirinya beriman untuk mengambil hukum aturan lain selain
aturan Allah dalam kehidupannya. Dari bangun tidur hingga bangun negara, juga
dari masuk toilet hingga masuk surga, Islam memiliki dan menyediakan semua
aturan yang berhubungan dengannya. Dan aturan itu ada untuk membuat manusia
menjadi makhluk yang benar-benar mulia, bukan justru malah menghinakannya
seperti yang telah dilakukan dua pemikiran sebelumnya.
Itulah tadi ketiga pemikiran yang
kini tengah eksis di dunia. Seperti yang dikatakan pada awal artikel ini bahwa
jawaban dari ketiga pertanyaan besar dari pemikiran manapun akan secara alami
menentukan bagaimana cara seseorang menjalani kehidupannya. Dengan mengambil
pemikiran Sosialis-komunis maka ia akan menjalani kehidupannya dengan tidak
percaya kepada Tuhan dan hidup hanya untuk bersenang-senang semata, sedangkan
dengan mengambil pemikiran Kapitalis-sekularis maka ia akan senantiasa
menjalani kehidupannya dengan berorientasikan kepada materi pula hanya saja ia
percaya dengan adanya Tuhan namun baginya Tuhan tidak ada hak, sama sekali
tidak boleh mengatur kehidupannya dalam ranah publik, dan terakhir jika ia
mengambil pemikiran Islam untuk menjalani hidup maka ia akan senantiasa
mengorientasikan kehidupannya untuk beribadah kepada Allah dan meyakini
sepenuhnya bahwa hidup di dunia harus mentaati peraturan dari Allah dan
tentunya akan ada pertanggung jawabkan yang harus diberikan kepada Allah selama
hidup di dunia.
I
tulah kira-kira ciri-ciri umum dari
orang yang telah mengambil baik secara sadar ataupun tidak sadar suatu
pemikiran dalam kehidupan. Pertanyaan sekarang, pemikiran yang mana yang akan
kita ambil? Sebelum menjawab hal tersebut tentu kita harus mengetahui yang mana
pemikiran yang benar dan tentunya memenuhi fitrah manusia. Karena dalam tulisan
ini kita belum akan membahas pemikiran mana yang benar, kita belum akan
membahas pemikiran mana yang memang sesuai dengan fitrah manusia dan kemudian
layak diambil sebagai pemikiran bagi kehidupan manusia.Insya Allah pembahasan
tentang hal tersebut akan ada pada tulisan berikutnya. Wallahu a’lam bi ash
shawab.
YANG LEBIH OKE ANDA KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar